Info. Sombron— Malam Minggu itu, halaman rumah Kepala Dusun Sombron, Widodo, menjadi saksi bisu keseriusan warga dalam menjaga denyut budaya leluhur. Tepat pukul 19.30 WIB, rapat ketiga panitia Merti Dusun digelar. Bukan hanya sekadar pertemuan, tapi juga momentum penyatuan langkah menuju suksesnya salah satu hajatan budaya paling sakral di dusun ini.
Dipandu oleh Suhardiyono selaku sekretaris panitia, rapat berlangsung hangat namun penuh semangat. Ketua panitia, Jarman, membuka jalannya diskusi dengan laporan perkembangan persiapan, khususnya soal pendanaan dari sponsor. “Untuk masalah sponsor, ada beberapa yang sudah mengirimkan bantuannya, tapi masih ada juga yang belum,” ungkapnya lugas.
Jarman menekankan pentingnya kesiapan masing-masing seksi dalam waktu dekat. Ia meminta setiap seksi segera menyusun anggaran dan jadwal pelaksanaan kegiatan. “Dengan kesiapan yang matang dari tiap seksi, kita bisa memastikan bahwa acara Merti Dusun akan berjalan lancar dan sukses,” tegasnya.
Tanggapan pun datang dari Kepala RW 02, yang mendorong para ketua RT di bawahnya untuk menggerakkan warga. “Saya pesan kepada semua RT agar bisa memastikan warganya terlibat aktif dalam kegiatan Merti Dusun kali ini,” katanya, memberi tekanan pada pentingnya partisipasi kolektif.
Di akhir rapat, Kepala Dusun Widodo menyampaikan pesan yang menyentuh hati, mengingatkan tentang nilai luhur yang dibawa oleh tradisi ini. “Kebersamaan adalah kekuatan kita. Semoga warga semua bisa bersatu dalam momentum sakral ini. Mari bersama-sama kita merawat dan menjaga budaya yang masih lestari di Dusun Sombron,” harapnya penuh haru.
Merti Dusun bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah cara warga Sombron menjaga jati diri, mengikat kembali simpul-simpul sosial, dan merawat akar budaya yang telah lama menghidupi kehidupan bersama. Dari rapat malam itu, harapan tumbuh: bahwa ketika semua tangan bersatu, tradisi tak hanya hidup — tapi menghidupi.***Red
