Info.Sombron – Ketika sebagian besar warga Dusun Sombron sudah mulai beristirahat di balik pintu rumah mereka, ada semangat yang tak ikut tertidur. Di bawah cahaya lampu seadanya dan denting alat kerja, Triyatno, Koordinator Seksi Dekorasi Merti Dusun Sombron, mengukir malam-malamnya dengan dedikasi yang tak biasa.
Tak ingin mengganggu pekerjaan rutinnya di siang hari, Tri—begitu ia biasa disapa—memilih malam sebagai waktu terbaik untuk mengeksekusi konsep dekorasi gapura yang telah dirancangnya dengan matang. “Saya harus kerja malam hari, sebab di pagi hari ada banyak pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan,” ungkapnya kepada Media Sombron, malam Kamis (25/04). “Sehingga malam hari saya pakai untuk mencicil pekerjaan pembuatan gapura.”
Gapura yang akan menjadi gerbang utama dalam prosesi Merti Dusun bukan sekadar pelengkap, melainkan wajah pertama dari sebuah tradisi yang sakral. Dalam sunyi, Tri dan beberapa rekan mengerjakan tiap detil dengan harapan tinggi: sebelum hari H minus tiga, semua sudah berdiri tegak dan siap menyambut warga serta tamu yang datang.
“Secepat mungkin pembangunan gapura akan diselesaikan. Dan semoga sebelum hari H semuanya sudah terpasang,” katanya dengan penuh tekad.
Usaha ini tak luput dari perhatian para tokoh masyarakat. Ketua RW setempat, Bakir, hadir langsung pada malam persiapan itu. Ia menyaksikan sendiri semangat yang ditunjukkan Triyatno dan tim kecilnya. “Saya apresiasi semangat koordinator dekorasi yang bisa membagi waktu sebaik mungkin,” ujarnya. “Kedepan, teman-teman yang bersamanya bisa bergabung. Sehingga bisa mempercepat pekerjaan.”
Dalam kesederhanaannya, Merti Dusun Sombron dibangun oleh orang-orang seperti Triyatno—yang bekerja dalam diam, menanam ketekunan di balik gemerlap budaya yang kelak akan ditampilkan. Di malam-malamnya yang sunyi, ada gema harapan agar setiap sudut dekorasi mampu merepresentasikan cinta pada tradisi, dan hormat pada leluhur.***Red
