Info.Sombron – Langit kelabu menggantung selama beberapa hari terakhir di atas Dusun Sombron, membawa serta curah hujan yang deras dan terus menerus. Bagi sebagian orang, hujan mungkin hanyalah pertanda musim yang berganti. Namun, bagi warga RT 04 RW 02 Dusun Sombron, hujan kali ini menyimpan ancaman nyata: longsor yang mengintai tepat di bawah pijakan mereka.
Pada Minggu (11/05), sebuah longsor kecil namun mengkhawatirkan terjadi di Jl. Delima RT 04 RW 02. Panjangnya hanya sekitar tiga meter, tapi cukup untuk membuat jantung warga sekitar berdegup lebih cepat. Bukan soal besar kecilnya longsoran, melainkan potensi ancaman yang ditimbulkan bila hujan deras kembali mengguyur wilayah tersebut.
Ketua RT 04, Dipta, yang ditemui di lokasi longsor, menjelaskan bahwa kerusakan ini bukan semata disebabkan oleh air, tetapi juga oleh ketidaksiapan infrastruktur jalan. “Tanah di bawah jalan ini tidak diperkuat dengan batu penahan seperti yang biasa digunakan warga. Jadi, ketika hujan turun deras beberapa hari ini, tanah di atasnya tak mampu lagi menahan derasnya debit air,” terangnya kepada Media Sombron.
Tak hanya menggerus jalan, longsor tersebut juga mengancam rumah-rumah yang berada tepat di bawah lereng tanah yang kini rawan ambrol. Di sanalah kekhawatiran terbesar Dipta bermuara. “Kami sangat khawatir. Di bawah tanah yang longsor ini ada rumah warga. Kalau tidak segera ditangani, longsor susulan bisa membahayakan nyawa,” lanjutnya dengan nada serius.

Suara keprihatinan itu juga datang dari Ketua RW 02, Bakir. Menyadari bahwa musibah ini bukan hanya persoalan lingkungan semata, tetapi juga menyangkut keselamatan warga, Bakir berencana mengambil langkah konkret dengan menjalin komunikasi dengan pihak desa. “Saya berharap ada perhatian dari pemerintah desa. Persoalan ini tak bisa kami tangani sendiri, butuh campur tangan dari pihak yang memiliki kewenangan,” ujar Bakir.
Longsor memang bukan hal baru di wilayah-wilayah perbukitan seperti Sombron. Namun, perubahan iklim dan intensitas hujan yang semakin tidak terduga membuat ancaman itu semakin nyata. Apalagi ketika tak ada tembok penahan tanah yang berfungsi sebagai pelindung utama terhadap gerusan air.
Kondisi ini memperlihatkan urgensi dari pembangunan infrastruktur yang berpihak pada keselamatan warga. Tanpa tembok penahan tanah, tanpa drainase yang memadai, dan tanpa kesiapsiagaan masyarakat, ancaman seperti ini bisa datang kapan saja dan memakan korban.
Kini, warga Dusun Sombron menunggu. Menunggu kepastian, perhatian, dan solusi. Agar cerita tentang longsor tiga meter ini tak menjadi awal dari bencana yang lebih besar.