Info.Sombron – Pagi itu di pertigaan Karanglo, sebuah baliho berukuran 3×2 tampak berdiri tegak, menarik perhatian setiap pengendara dan pejalan kaki yang melintas. Bukan sekadar papan promosi, baliho tersebut memuat pesan yang lebih dalam: ajakan untuk kembali merayakan dan menghargai warisan budaya yang masih hidup di Dusun Sombron.
Baliho itu adalah wajah dari sebuah semangat — semangat warga Dusun Sombron yang terus berjuang menjaga tradisi Merti Dusun agar tetap lestari dan dikenal luas, tak hanya di lingkungan sendiri, tapi juga bagi warga luar yang mungkin belum mengenalnya.
Ketua Panitia Merti Dusun Sombron 2025, Jarman, mengatakan bahwa pemasangan baliho di lokasi strategis seperti pertigaan Karanglo adalah bagian dari ikhtiar mengenalkan jati diri budaya dusun mereka kepada khalayak luas.
“Alasan kami memasang baliho di pertigaan Dusun Karanglo untuk memperkenalkan tradisi yang masih terjaga dan dilestarikan di Dusun Sombron,” ujarnya kepada Media Sombron saat ditemui di sela-sela kegiatannya, Kamis (01/05).
Merti Dusun bukanlah sekadar acara tahunan biasa. Di dalamnya terhimpun beragam unsur ritus adat, pertunjukan seni, serta nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas. Masyarakat Sombron memaknainya sebagai waktu sakral untuk mengungkapkan rasa syukur kepada leluhur, alam, dan Sang Pencipta atas segala keberkahan yang diterima.
Melalui baliho itu, Jarman berharap informasi mengenai kegiatan Merti Dusun Sombron bisa menjangkau masyarakat luar yang tertarik untuk ikut serta, menyaksikan langsung, bahkan mungkin belajar dari kekayaan tradisi yang dijaga turun-temurun.
“Semoga pemasangan baliho ini bisa menarik warga luar Dusun Sombron untuk bersama-sama menikmati tradisi budaya yang masih dilestarikan,” harapnya.
Upaya ini mendapat sambutan positif dari warga Karanglo yang merasa bangga karena wilayahnya dilibatkan sebagai titik promosi budaya. Menurut beberapa warga, kehadiran baliho bukan hanya memperindah simpang jalan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa nilai-nilai tradisi masih hidup dan terus diperjuangkan.
Sementara itu, Kepala Dusun Sombron, Widodo, turut mengapresiasi semangat panitia dan warga dalam mempromosikan budaya secara kreatif dan positif. Baginya, tradisi akan tetap hidup selama masih ada yang peduli dan mau menghidupkannya.
“Semangat warga Dusun Sombron dalam menguri-uri kebudayaan saya apresiasi. Semoga semangat ini tetap terjaga sampai generasi ke generasi,” ucapnya.
Langkah kecil ini — sebuah baliho yang tegak berdiri di pertigaan — adalah simbol dari sebuah gerakan budaya yang lebih besar. Bukan hanya tentang menyelenggarakan acara, tapi tentang menyatukan ingatan kolektif warga akan pentingnya menjaga identitas, merawat warisan, dan menularkannya kepada generasi yang akan datang.
Merti Dusun Sombron bukan sekadar upacara adat. Ia adalah napas panjang dari budaya yang hidup dalam gotong royong, dalam seni, dalam tanah dan sejarah yang tak lekang oleh waktu. Dan lewat baliho yang kini berdiri di Karanglo, masyarakat Sombron menyapa kita semua: Mari bergabung dalam iringan budaya yang penuh makna.***Red