Menu

Ratusan Gunungan Pewayangan Hiasi Jalur Kirab Merti Dusun Sombron

Info.Sombron – Menjelang perayaan Merti Dusun Sombron, suasana semangat budaya semakin terasa di setiap sudut dusun. Salah satu yang paling mencuri perhatian tahun ini adalah deretan ratusan gunungan pewayangan yang akan menghiasi sepanjang jalur kirab, berpadu indah dengan penjor-penjor khas Jawa.

Ide kreatif ini lahir bukan tanpa proses. Melalui berbagai diskusi warga, ide untuk memperindah jalur kirab dengan gunungan akhirnya terwujud berkat kerja keras dan kepemimpinan Kepala Dusun Sombron, Widodo, sosok yang akrab disapa Bekel di kalangan masyarakat.

Widodo, lelaki paruh baya yang dikenal penuh semangat dalam melestarikan budaya, tidak sekadar memimpin dari belakang meja. Ia turut turun langsung, memegang parang, membelah bambu, dan merangkai setiap bagian gunungan bersama warga lainnya. Setiap sayatan bambu, setiap ikatan simpul, semua dilakukan dengan penuh cinta terhadap tradisi.

“Saya hanya membantu merealisasikan keinginan warga untuk membuat gunungan yang akan dipasang sepanjang jalan kirab,” ujar Widodo kepada Media Sombron, di sela-sela kegiatannya, Minggu (27/04).

Baginya, kehadiran gunungan tidak hanya memperindah jalur kirab, melainkan juga membawa makna spiritual dan budaya yang dalam.

“Sebagaimana kita ketahui, gunungan memiliki peranan penting dalam adat dan tradisi budaya Jawa. Gunungan melambangkan harmoni, keseimbangan hidup, serta hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta,” jelasnya.

Gunungan, dalam tradisi pewayangan, menjadi simbol awal dan akhir sebuah pertunjukan, melambangkan segala sesuatu yang bermula dan berakhir di tangan Yang Maha Kuasa. Dengan menempatkan gunungan di sepanjang jalur kirab, warga Sombron ingin menghidupkan kembali makna tersebut, mengajak semua orang yang hadir untuk tidak hanya menyaksikan, tetapi juga merenungkan makna hidup dan kebersamaan.

Kehadiran ratusan gunungan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Ketua Lembaga Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Romo Pujiyanto. Ia mengapresiasi langkah kreatif warga Sombron dalam melestarikan warisan budaya.

“Kebudayaan seperti ini harus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya benda. Semoga ide-ide seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi dusun-dusun lain dalam melestarikan budaya di Kabupaten Semarang,” ucap Romo Pujiyanto.

Menurutnya, menjaga kebudayaan lokal seperti ini bukan hanya soal mempertahankan tradisi, tetapi juga soal membangun identitas dan harga diri sebuah komunitas di tengah arus modernisasi.

Widodo pun berharap bahwa ke depan, langkah kecil ini bisa menjadi pemicu gerakan yang lebih besar dalam merawat budaya di Dusun Sombron.

“Semoga dengan adanya gunungan sepanjang jalan ini, generasi muda semakin sadar akan pentingnya merawat dan meneruskan nilai-nilai budaya leluhur,” tutupnya.

Merti Dusun Sombron tahun ini bukan hanya menjadi selebrasi tahunan, melainkan juga bukti bahwa semangat untuk menjaga budaya tetap menyala di hati masyarakatnya. Di setiap anyaman bambu, di setiap tarikan napas warga yang bergotong royong, tersimpan harapan besar: budaya akan terus hidup, diwariskan, dan menjadi identitas yang membanggakan bagi Dusun Sombron dan Kabupaten Semarang.***Red

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *